Senin, 03 Oktober 2011

PENYIMPANGAN SEKSUAL PADA ORANG DEWASA

Beberapa bentuk penyimpangan seksual atau devisi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat antara lain :

  1. Pedofilia, Kepuasan sek dicapai dengan menggunakan  objek anak- anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak di bawah usia pubertas . Hal tersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental, seperti shizofrenia, sadisme organic atau gangguan kepribadian organic
  2. Eksibisionisme, kepuasan sek dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak dikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.
  3. Fetisisme, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu hak tinggi, pakaian dalam, stoking atau lainnya. Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah pergantian kelamin
  4. Transvestisme, kepuasan sek dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran sek yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita
  5. Transeksualisme, bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan paerasaan tidak senang terhadap alat kelamin nya, adanya keinginann untuk berganti kelamin
  6. Voyerisme/ skopofilia, kepuasaan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain
  7. Masokisme, kepuasana seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis
  8. Sadisme, merupakan lawan dari masokisme, kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti objeknya, baik secara fisik maupun psikologis ( dengan menyiksa pasangan), hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah
  9. Homoseksual dan lesbianisme, penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara fisik mapupun emosi kepada lawan jenis . Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin sama
  10. Zoofilia, kepuasan seksual  dicapai dengan menggunakan objek binatang
  11. Sodomi, kepuasan seksual dicapai dengan melalui anus
  12. Nekrofilia, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat
  13. Keprofilia, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feses
  14. Urolagnia, kepuasana seksual dicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum
  15. Oral sek/ kunilingus, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
  16. Felaksio, kepuasan seksual dicapai dengan mengguankan mulut pada alat kelamin laki- laki
  17. Froterisme/ friksionisme, kepuasan seksual dicapai dengan cara menggosokkan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.
  18. Goronto, kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia
  19. Frottage, kepuasan seksual dicapai dengan cara meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis
  20. Porbografi, gambar/ tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual ( Maramis WF,2004 )


SIKLUS RESPON SEKSUAL

Siklus respon seksual terdiri atas beberapa tahap berikut
  1. Tahap suka cita, merupakan tahap awal dalam respon seksual pada wanita ditandai dengan banyaknya lender pada daerah vagina, dinding vagina mengalami ekspansi atau menebal, meningkatnya sensitivitas klitoris, putting susu menegang dan ukuran buah dada meningkat. Pada laki- laki ditandai dengan ketegangan atau ereksi pada penis dan penebalan atau elevasi pada skrotum
  2. Tahap kestabilan, pada tahap ini wanita mengalami retraksi di bawah klitoris, adanya lender yang banyak dari vagina dan labia mayora, elevasi dari serviks dan uterus serta meningkatnya otot- otot pernafasan . Pada laki- laki ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis dan tekanan otot pernafasan
  3. Tahap orgasme ( puncak ) tahap puncak dalam siklus seksual pada wanita ditandai adanya kontraksi yang tidak disengaja dari uterus ,rectal dan spincher, uretra dan otot- otot lainnya, terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi, pada laki- laki ditandai dengan relaksasi pada spinchter kandung kencing, hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi.
  4. Tahap resolusi / peredaan, merupakan tahap terakhir dalam siklus respon seksual pada wanita ditandai adanya relaksasi dari dinding vagina secara berangsur- angsur, perubahan warna dari labia mayora, pernafasan , nadi, tekanan darah, otot- otot berangsur- angsur kembali normal, Pada laki laki ditandai dengan menurunnya denyut pernafasan dan denyut nadi serta melemasnya penis.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH SEKSUAL

  1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian ini adalah riwayat keperawatan , pemeriksaan fisik, dan pengkajian psikososial. Pada riwayat keperawatan dapat diidentifikasikan beberapa hal tentang riwayat penyakit yang berhububungan dangan masalah seksual, seperti penyakit diabetes yang kronis, trauma pada alat genital, terjadi peradangan dan adanya penyakit pada alat kelamin, seperti HIV/ AIDS, sipilis, atau berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi seksual, seperti penyakit jantung yang dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi, trauma tulang belakang dan kondisi pembedahan perlu diperhatikan, amputasi kaki, pembedahan daerah leher, mastektomi, histerektomi ( pengangkatan rahim ) eksisi atau pembedahan pada vagina dan orshidectomi atau pengangkatan testis. Pada pengkajian secara fisik dapat dikaji tentang berbagai informasi pada system, seperti system saraf, kardiovaskuler, endokrin serta genitourinaria. Pada wanita dilakukan pengkajian terhadap keadaan atau fisiologis dari haid/ menstruasi. Pengkajian selanjutnya adalah riwayat psikososial, antara lain ada atau tidaknya riwayat psikososial yang berhubungan dengan masalah seksual seperti adanya trauma perkosaan, latar belakang budaya atau keyakinan dalam berhubungan atau yang lain, seperti sikap atau nilai yang dianut dalam kehidupan serta pandangan terhadap seksual.

  1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada maslaha kebituhan seksual, antara lain :
  • Perubahan disfungsi seksual dan pola seksual berhubungan dengan stress
  • Efek penyakit akut dan kronis
  • Perubahan atau kehilangan anggota tubuh
  • Perubahan pasca partum
  • Perasaan takut hamil
  • Penyakit hubungan seksual
  • Ketakutan terhadap efek koitus ( adanya serangan jantung)
  • Trauma tulang belakang
  • Perubahan neulogi seperti impotensia
  • Pandangan negative terhadap perubahan tubuh seperti masektomi
  • Kurangnya pengetahuan tentang peynakit karena hubungan seksual
  • Ketakutan bayi cacat akibat koitus
  • Penggunaan alcohol yang berlebihan
  • Perasaan yang bersalah
  • Pengalaman traumatic
  • Ketakutan ketidakmampuan memuaskan pasangan
  • Rasa nyeri karena tidak cukupnya cairan vagina


  1. Perencanaan dan tindakan keperawatan
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah penentuan tujuan dari masalah yang hendak diatasi, dengan tujuan agar pasien mampu mempertahankan atau menolong individu untuk mencapai integritas seksual serta dapat mengembangkan kesadaran diri terhadap sikap, keyakinan dan pengetahuan tentang seksual, memahami berbagai informasi dan pendidikan seksual yang akurat, mampu mengidentifikasi masalah seksual, dan meningkatkan body image serta harga diri pasien. Kemudian rencana dan intervensi yang dapat dilakaukan adalah :
  1. memberikan pendidikan dan konseling tentang kebutuhan dan masalah seksual
  2. mencegah isolasi social
  3. mengurangi dorongan seksual
  4. meningkatkan citra diri dan harga diri pasien




Masalah kesehatan/ seksualitas
Tindakan keperawatan
Dampak diabetes mellitus
Laki- laki : kesulitan ereksi karena neuroparti diabetic atau mikroangiopati
Wanita : penurunan hasrat, penurunan lubrikasi vagina


Dampak penyakit paru obstruksi menahun
Intoleransi aktivitas karena dispnea pada aktifitas batuk ekspektorasi, kemudian anxietas










Dampak Arthritis
Terjadi nyeri, kaku sendi dan lelah, serta terjadi penurunan libido akibat obat steroid













Dampak hipertropi prostate beningna  ( BPH )
Terjadinya ejakulasi retrograde karena kerusakan spingter kandung kemih internal





Dampak penyakit kardiovaskuler
Terjadinya kecemasan, takut tentang penampilan, takut nyeri dada, kematian, penurunan    hasrat, rangsangan keputusasaan pasangan untuk menghentikan aktifitas seksual












Dampak gagal ginjal kritis ( GGK )
Terjadi nya uremia kronis dan berulang dapat menyebabakan depresi atau penurunan hasarat seksual dan gagal ginjal kronis, yang dapat diobati dapat menyebabkan penghentian ovulasi dan menstruasi pada wanita dan menyebabkan atropi testis, penurunan spermatogenesis, plasmatestosteron dan disfungsi ereksi




Dampak kolostomi/ ileostomi
Terjadi perubahan konsep diri, penurunan keinginan seksual, rangsangan dan orgasme










Dampak cedera medulla spinalis
Ketidak mampuan melakukan ejakulasi bila terjadi cedera neuron motorik atas
  1. dorong untuk control metabolisme yang tepat
  1. anjurkan penggunaan jeli pelumas larut air ( pada wanita )



  • ajarkan cara mengontrol [ernafasan, rencanakan senggama pada waktu obat puncak reaksi, hindari hubungan seksual setelah makan banyak atau melakukan aktifitas atau segera setelah bangun dari tidur dan rencanakan agar relaksasi tidak tergesa- gesa
  • Sarankan posisi minimal menekan dada ( duduk atau tidur miring )
  • Jelaskan tempat tidur dapat memebantu menurunkan kelelahan selama hubungan seks


  • Jelaskan bahwa arthritis tidak mempunyai efek pada aspek fifiologis dan fungsi seksual

  • Sarankan pasangan melakukan senggama pada saat obat mencapai puncak reaksi, tingkatkan relaksasi sendi dengan mandi atau kompres hangat dan melakukan latihan rentang gerak

  • Ajarkan bahwa penurunan libido atau hasrat akibat efek samping penggunaan obat



  • Jelaskan bahwa ereksi dan orgasme akan tetap terjadi  , tetapi ejakulasi akan menurun atau tidak ada dan urine akan keruh



  • Jelaskan bahwa infark tidak mempunyai efek langsung pada fisiologis fungsi seksual anjurkan aktivitas seksual biasanya yang paling aman 5-8 minggu pascainfark, ajarkan untuk menghindari aktifitas seksual setelah makan banyak, minum alcohol, dan jelaskan berbagai obat yang dapat menunjukkan disfungsi seksual

  • Dorong melakukan sentuhan bukan seksual, sarankan posisi yang tidak banyak memerlukan energi, seperti poisis miring dan telentang atau duduk di kursi dengan pasangan di atas


  • Jelaskan bahwa stress adalah penyebab penurunan hasart seksual dan dorong untuk melakukan perabaan bukan seksual tanpa memaksa untuk melakukannnya

  • Jelaskan bahwa fungsi seksual dapat kembali pulih, biasanya setelah dialysis





  • Biarkan individu mengekpresikan perubahan penampilan tubuh, anjurkan komunikasi dengan pasangan
  • Ajarkan cara meningkatkan ketertarikan seksual
  • Ajarkan mengosongkan kandung kemih sebelum aktifitas seksual




  • Diskusikan alternative penggunaan posisi

  • Dorong dengan masase vibrator atau cara lain


  1. Evaluasi keperawatan

Evalusi terhadap masalah seksual secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk melakukan hubungan seksual, percaya diri akan adanya kepuasan hubungan seksual, dan ,mampu mengekspresikan perasaan tentang kebutuhan seksual, mampu meningkatkan fungsi peran serta konsep diri.

1 komentar: