Senin, 03 Oktober 2011

Pentingnya ASI menurut pandangan Islam

ASI
Depkes telah mengeluarkan sejumlah peraturan untuk menjamin pemberian ASI pada bayi. Peraturan itu adalah Kepmenkes No 237 Tahun 1997 tentang Pemasaran Pengganti ASI dan Kepmenkes No 450/2004 tentang Pemberian ASI secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia. Selain itu, Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan No. 48/MEN.PP/XII/2008, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per.27/MEN/XII/2008, dan Menteri Kesehatan No. 1177/Menkes/PB/XII/2008 tentang Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.

Pentingnya ASI menurut pandangan Islam

Susu merupakan makanan terpenting dan sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di bulan-bulan pertama usianya. Susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu karena dengan menyusui terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Ibu adalah orang yang paling mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya kepada anak dengan naluri keibuannya yang diberikan Allah kepadanya.
“Ibulah yang dapat memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang yang didambakan anak sejak hari-hari pertama masa menyusui”.[9]
“Dengan menyusui, hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak akan semakin erat dan akan membuat anak merasa tenang dan aman”.[10]
Riwayat-riwayat Ahlul Bait a.s. dan wejangan-wejangan yang mereka berikan kepada umat Islam banyak menekankan keutamaan air susu ibu bagi anak. Imam Amirul Mu’minin Ali a.s. berkata,
ما من لبن يرضع به الصبي أعظم بركة عليه من لبن أمّه
Artinya: Tidak ada air susu yang lebih berbarakah bagi anak bayi dari air susu ibunya sendiri. [11]
Riset ilmiah telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Selain itu, dengan menyusui anak akan merasa aman dan tenang berada di dalam pelukan ibunya. Pada saat-saat ketika praktek menyusui tidak mungkin dilakukan karena sedikitnya air susu ibu, atau karena ibu sedang sakit, atau ketiadaan ibu karena bercerai atau meninggal dunia, Ahlul Bait memerintahkan untuk memilih ibu susu yang memiliki kriteria tertentu.
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata,
انظروا من ترضع أولادكم فإن الولد يشبّ عليه
Artinya: Hati-hatilah kalian dalam memilih ibu susu untuk anak kalian karena air susu yang diminumnya akan mempengaruhi jalan kehidupannya. [12]
Baik air susu maupun ibu yang menyusui berpengaruh pada perkembangan jasmani dan ruhani anak. Riset ilmiah yang dilakukan oleh para ahli pun membenarkan hal tersebut.
Ada beberapa kriteria bagi ibu susu yang dijelaskan oleh para imam suci Ahlul Bait a.s. Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,
استرضع لولدك بلبن الحسان وإياك والقباح فإن اللبن قد يعدي
Artinya: Susukanlah anak kalian pada wanita yang cantik dan jangan kalian susukan kepada wanita yang buruk rupa karena air susu akan berpengaruh pada parasnya.[13]
Beliau juga mengatakan,
عليكم بالوضاء من الظؤرة فإن اللبن يعدي
Artinya: Carilah ibu susu yang bersih dan cantik karena air susu akan berpengaruh pada anak. [14]
Ada larangan dari Ahlul Bait a.s. untuk menyusukan anak pada beberapa wanita, di antaranya wanita Majusi. Abdullah bin Hilal berkata, “Aku pernah bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq a.s. tentang menyusukan anak pada wanita Majusi. Beliau menjawab,
لا , ولكن أهل الكتاب
Artinya: Jangan! Tapi susukanlah anakmu itu pada wanita Ahlul Kitab. [15]
Kaum muslimin dapat memberikan anak mereka kepada wanita Ahlul Kitab (Yahudi atau Nasrani) untuk disusui dengan syarat mereka harus melarang wanita tersebut meminum minuman keras. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,
إذا أرضعن لكم فامنعوهنّ من شرب الخمر
Artinya: Jika wanita Ahlul Kitab akan menyusui anakmu, pertama kali, laranglah ia dari minuman keras. [16]
Ali bin Ja’far berkata, “Aku pernah bertanya kepada abangku, Imam Musa Kadzim a.s. tentang wanita Yahudi dan Nasrani yang menjadi ibu susu padahal mereka meminum arak. Beliau menjawab,
امنعوهنّ من شرب الخمر ما أرضعنّ لكم
Artinya: Selagi mereka menyusui anakmu, laranglah mereka meminum minuman keras. [17]

Imam Ja’far Shadiq a.s. melarang kita untuk menyusukan anak pada wanita pelacur dan wanita yang memiliki air susu hasil dari perzinaan. Beliau berkata,
لا تسترضعها ولا ابنتها
Artinya: Jangan kau susukan anakmu pada wanita itu dan juga pada anaknya. [18]
Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,
لبن اليهودية والنصرانية والمجوسية أحب إليّ من لبن ولد الزنا
Artinya: Air susu wanita Yahudi, Nasrani, dan Majusi lebih aku sukai dari air susu anak zina. [19]
Hikmah dari larangan tersebut adalah karena air susu sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Wanita pezina selalu hidup dalam keresahan hati dan ketidak-tenangan. Ia selalu dihantui oleh perasaan bersalah dan berdosa pada Tuhan sejak hari pertama terbentuknya janin di rahimnya. Semenjak saat itu sampai ia melahirkan, perasaan yang tidak menentu selalu hadir di hatinya. Kondisi jiwa dan mental seperti itu sangat berpengaruh pada kestabilan mental dan keseimbangan jiwa anaknya. Karena itulah, air susu anak hazil zina pun tidak baik bagi anak kita.
Dalam sebuah hadis di sebutkan bahwa Rasulullah SAWW mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap air susu wanita pelacur dan wanita gila. Beliau bersabda,
توقوا على أولادكم من لبن البغيّة والمجنونة فإن اللبن يعدي
Artinya: Jagalah anak kalian dari air susu wanita pezina dan wanita gila karena air susu akan meninggalkan kesannya pada anak tersebut. [20]
Rasulullah SAWW juga bersabda,
لاتسترضعوا الحمقاء فأن الولد يشبّ عليه
Artinya: Jangan kalian susukan anak kalian pada wanita yang dungu karena anak akan terpengaruh oleh air susunya. [21]
Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,
إن عليّا كان يقول : لاتسترضعوا الحمقاء , فإن اللبن يغلب الطباع
Artinya: Imam Ali AS sering mengatakan, “Jangan kalian susukan anak kalian pada wanita dungu, karena air susu akan mendominasi tabiat sang anak.” [22]
Para pakar psikologi menekankan agar para ibu hendaknya dalam keadaan yang tenang saat menyusui, lalu menyentuh kening anaknya dengan lembut. Selain itu mereka menyebutkan bahwa ibu tidak boleh memaksa anaknya untuk menghadap ke payudaranya, karena dikhawatirkan hal itu akan mengejutkan dan mem-bingungkan anak.[23]
Dalam konsep yang diajarkan oleh Ahlul Bait a.s. disebutkan juga tata cara dan masa menyusui. Mereka menegaskan bahwa cara menyusui anak adalah dengan memberikan kedua payudara ibu ke pada anak secara bergantian dan masa menyusui hendaknya tidak kurang dari dua puluh satu bulan.
Imam Ja’far Shadiq a.s. kepada Ummu Ishaq binti Sulaiman mengatakan,
يا أم إسحاق لا ترضعيه من ثدي واحد وأرضعيه من كليهما يكون أحدهما طعاما والآخر شرابا
Artinya: Wahai Ummu Ishaq, jangan kau susui anak dengan satu payudara saja. Susuilah dari keduanya secara bergantian karena salah satu payudara mengeluarkan makanan bagi anak dan lainnya mengeluarkan minuman untuknya. [24]
Dalam riwayat lain beliau juga mengatakan,
الرضاع واحد وعشرون شهرا فما نقص فهو جور على الصبي
Artinya: Masa menyusui adalah dua puluh satu bulan. Jika kurang dari masa ini berarti anak tersebut telah dizalimi haknya. [25]
Masa yang cukup panjang ini sangat baik bagi per-kembangan mental dan psikis anak karena masa menyusu adalah masa yang sangat sensitif bagi anak dan masa yang membentuk kepribadiannya. Saat sang ibu mendekapnya, ia akan merasakan cinta dan kehangatan.
Mengenai hal ini Profesor Louis Cablan menegaskan, “Anak yang mendapatkan curahan kasih sayang yang cukup dari ibu pada tahun pertama dan kedua dari usianya akan selalu merasa aman. Pada umumnya anak seperti ini tidak akan merasa gelisah atau takut. Dengan mudah ia dapat beradaptasi saat menginjak usia tiga- empat tahun. Anak yang selalu merasa aman memiliki kestabilan mental dan mudah bergaul dengan siapa saja dan bergabung dengan anak-anak seusianya”. [26]
Salah satu hal yang penting bagi anak di masa-masa seperti ini adalah nyanyian anak-anak, karena hal itu sangat membantu mempercepat kemampuan berbahasa dan perkembangan mentalnya di masa mendatang. Fathimah Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAWW, sering membawakan nyanyian berikut ini untuk anaknya Al-Hasan.
Wahai Hasan, contohlah ayahmu Ali
Uraikan tali yang membelenggu agama Ilahi
Sembahlah Tuhan Yang Maha Pemberi
Jangan kau turuti kaum pendengki
Untuk anaknya Al-Husain, beliau bersenandung,
Kau mirip ayahku, Nabi
Dan tak mirip ayahmu, Ali [27]
Ahlul Bait a.s. sangat menekankan pentingnya menjalin hubungan cinta dan kasih sayang antara ayah dan ibu dan menghindari segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kestabilan emosional keduanya secara khusus karena kondisi mental dan emosional mereka berhubungan langsung dengan kejiwaan anak di masa menyusui. Ahlul Bait a.s. sering berpesan untuk memperhatikan menu makanan ibu yang sedang menyusui karena kuantitas dan kualitas air susu bergantung kepada makanan yang ia makan. Dalam banyak hadis disebutkan bahwa kurma adalah makanan terbaik bagi ibu menyusui. Rasulullah SAWW bersabda,
ليكن أوّل ما تأكل النفساء الرطب
Artinya: Makanan pertama yang paling baik dimakan oleh wanita yang baru melahirkan adalah kurma ruthab.
Lalu ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, kalau belum datang musim ruthab?” Beliau menjawab,
سبع تمرات من تمر المدينة فإن لم يكن فسبع تمرات من تمر أمصاركم
Artinya: Tujuh butir kurma Medinah. Jika tidak ada, tujuh butir kurma negeri kalian sendiri. [28]
Imam Ja’far Shadiq a.s. menganjurkan untuk memakan satu jenis kurma, yaitu kurma Barni. Beliau mengatakan,
اطعموا البرني نسائكم في نفاسهن تحلم أولادكم
Artinya: Berilah isteri kalian yang baru melahirkan kurma Barni karena dapat membuat anak kalian berhati lembut.[29]
Riwayat yang lain menyebutkan bahwa beliau berkata,
اطعموا نسائكم التمر البرني في نفاسهن تجمّلوا أولادكم
Artinya: Berilah isteri kalian yang baru melahirkan kurma Barni karena dapat mempercantik paras anak kalian. [30]
Ahlul Bait a.s. dalam banyak riwayat menyebutkan daftar makanan yang baik untuk pertumbuhan dan kesehatan.[31] Di antaranya adalah roti untuk mencegah datangnya penyakit, bubur gandum untuk menumbuhkan daging, menguatkan tulang dan memudahkan percernaan, bubur kacang adas untuk menurunkan darah tinggi dan mengurangi temperatur badan, daging untuk mengurangi rasa amarah, bubur daging untuk menyegarkan badan dan membuatnya penuh energi, buah zaitun untuk mengeluarkan angin dari tubuh, anggur untuk mengurangi amarah, dan buah pir untuk menguatkan jantung.
Selain itu Ahlul Bait a.s. menekankan pentingnya madu, telur, susu, dan semua jenis buah-buahan. Semua faedah yang dihasilkan makanan-makanan di atas juga akan didapatkan oleh bayi melalui air susu yang ia minum.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah sebagai berikut.
Pertama, anak harus mendapatkan air susu ibunya. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, dianjurkan untuk mencari ibu susu mukmin dan sehat lahir batin. Namun bila ibu susu dengan kriteria tersebut tidak didapatkan, kita diperbolehkan untuk mengambil ibu susu yang tidak beragama agama Islam dengan syarat melarangnya meminum minuman keras dan memakan atau meminum segala sesuatu yang dapat membahayakan keselamatan anak.
Kedua, kestabilan mental dan emosional ibu dan kesehatan jasmaninya haruslah diperhatikan. Selain itu, untuk mendapatkan air susu dalam jumlah yang banyak dan berkualitas tinggi, dianjurkan agar ibu memakan makanan yang mengandung banyak gizi karena hal itu sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan psikis anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar